HALLONESIA.COM – Para ahli kesehatan sepakat kebiasaan merokok berkaitan dengan beragam masalah kesehatan, mulai dari stroke hingga kanker.
Bahkan daftar panjang erfek negatif merokok semakin panjang dengan adanya sebuah studi baru dari Ohio State University.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Alzheimer’s Disease ini menemukan kebiasaan merokok berkaitan dengan masalah daya ingat dan penurunan kognitif. Efek ini bisa terlihat di rentang usia paruh baya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penelitian ini melibatkan lebih dari 135 ribu orang berusia lebih dari 45 tahun.
Selama studi, mereka diminta untuk memberi tahu soal kebiasaan merokok yang mereka lakukan.
Tim peneliti juga melakukan analisis terhadap masalah daya ingat dan fungsi kognitif yang dialami oleh para partisipan.
Tim peneliti lalu membandingkan kondisi penurunan subjective cognitive decline (SCD) pada tiga macam partisipan.
Baca Juga:
Cara Efektif Mengundang Jurnalis Ekonomi Agar Acara Liputan Berhasil
Analisis Data: 75% Pemilik Kulit Sawo Matang Keliru Tentukan Undertone
Tren Eksfoliasi Wajah 2025: Rahasia Kulit Cerah Tanpa Iritasi
Ketiga macam partisipan tersebut adalah partisipan yang masih menjadi perokok, partisipan yang baru berhenti merokok, dan partisipan yang sudah lama berhenti merokok.
Hasil studi menunjukkan prevalensi SCD di antara para perokok 1,9 kali lebih besar dibandingkan non perokok.
Selain itu, prevalensi SCD orang yang berhenti merokok kurang dari 10 tahun lalu adalah 1,5 kali lebih besar dibandingkan non perokok.
SCD merupakan kondisi ketika seseorang merasakan adanya penurunan daya ingat. SCD bisa dikatakan sebagai bentuk gangguan kognitif dan dapat menjadi salah satu gejala awal dari penyakit Alzheimer atau penyakit demensia lain.
Baca Juga:
Endank Soekamti Siap Guncang Museum Purna Bhakti Pertiwi
Pasha Ungu Turut Berduka Atas Driver Ojol Yang Tewas Dilindas Rantis
Komunikasi Visual Perusahaan Bertransformasi Lewat Galeri Foto Pers
“Mereka yang berhenti lebih dari 10 tahun sebelum survei dilakukan memiliki prevalensi SCD sedikit lebih besar dibandingkan kelompok non perokok,” ungkap tim peneliti seperti dilansir WebMD, Jumat 23 Desember 2023.
Berdasarkan temuan ini, kebiasaan merokok tampak berkaitan dengan risiko terjadinya SCD.
Akan tetapi, berhenti merokok bisa cukup membantu dalam menurunkan risiko tersebut.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Hallo Media Network, semoga bermanfaat.