Stres kronis membuat sel mata menua sebelum waktunya. (Pixabay.com/RobinHiggins)
HALLONESIA.COM – Tidak sedikit orang yang menganggap sepele stres, padahal kondisi ini secara bertahap dapat merusak penglihatan.
Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Aging Cell, stres kronis membuat sel mata menua sebelum waktunya.
Sel-sel di mata memang menua seiring usia, sama seperti semua sel lainnya dalam tubuh.
Namun, para peneliti lewat studinya menunjukkan bahwa stres berulang menyebabkan jaringan mata menua lebih cepat pada jaringan retina yang lebih muda.
Seperti dilansir dari laman Geo.tv, Rabu, 4 Januari 2023, Dorota Skowronska-Krawczyk, asisten profesor fisiologi, biofisika, dan ophthalmology dari Center for Translational Vision Research di University of California menyebut pentingnya deteksi dini.
Baca artikel lainnya di sini :
7 Bahaya Menonton Fim Horor Terutama Jika Seeseorang Tidak siap atau Memiliki Sensitivitas Tertentu
“Studi kami menekankan pentingnya diagnosis dini dan pencegahan serta manajemen spesifik penyakit terkait usia, termasuk glaukoma,” jelas Dorota Skowronska-Krawczyk, penulis studi tersebut.
Tim mengamati perubahan epigenetik pada penelitian dengan tikus. Perubahan epigenetik adalah suatu kejadian biasa dan alami, tetapi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, lingkungan, gaya hidup sehari-hari, dan penyakit yang diidap.
Temuan studi menunjukkan bahwa ada perubahan akumulatif pada sel mata yang mengikuti beberapa kejadian stres.
Baca artikel lainnya di sini :
Inilah 7 Manfaat Konsumsi Srikaya, Salah Satunya untuk Tingkatkan Kesehatan Jantung
Jika hanya dengan sedikit peningkatan stres, tidak ditemukan bukti kehilangan akson (serabut saraf) pada kepala saraf optik hewan remaja.
Namun, kehilangan akson sektoral yang cukup besar ditemukan pada saraf optik hewan tua.
Kondisi itu disebut mirip dengan fenotipe yang sering terlihat pada pasien glaukoma.
Variasi jangka panjang dalam tekanan intraokular (tekanan cairan dalam mata) selama ini dianggap sebagai indikator yang dapat diandalkan dalam penanganan terkait glaukoma. Prediksi itu diperkuat dengan temuan penelitian.
Namun, tim peneliti berpendapat bahwa penuaan jaringan retina juga dipercepat oleh efek fluktuasi ringan yang sering terjadi.
Menurut Skowronska-Krawczyk, bahkan peningkatan ringan tekanan intraokular dapat menyebabkan kematian sel ganglion di retina sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan pada hewan yang usianya lebih tua.
Pada orang sehat, tekanan intraokular di mata antara 12 dan 21 mmHg setiap hari.
Hampir dua pertiga orang lebih sering mengalaminya di malam hari.
Pengukuran tunggal tekanan intraokular saja tidak cukup untuk meramalkan perkembangan penyakit pasien glaukoma karena rentang tekanan intraokular yang besar.
Untuk mengidentifikasi kemungkinan target pengobatan, peneliti masih menyelidiki mekanisme perubahan penuaan akumulatif.
Mereka juga bereksperimen dengan berbagai metode untuk menghentikan percepatan penuaan terkait stres.
“Studi ini memberi peluang untuk pencegahan kehilangan penglihatan, jika dan ketika penyakit dikenali sejak dini,” tukasnya.***